Saya tahu Tuhan mempunyai rencana dan tujuan dalam hidup saya, dan Dia mengasihi saya walaupun Dia tidak menjawab doa-doa saya dengan cara dan waktu yang saya mau. Tapi di tengah-tengah keadaan patah hati, hanya mengingat bahwa Tuhan mengasihi saya tidaklah cukup. Saya tahu, sukacita itu bukanlah hal yang mustahil, dan pelan-pelan saya menemukannya. Saya merasakan ada sesuatu yang berusaha masuk di antara perasaan saya yang kacau dan meragukan diri sendiri... pelan-pelan, saya menemukannya.
Tapi apakah saya lalu tiba-tiba menjadi bahagia dalam keadaan saya? Tidak. Saya tetap masih merasa gusar sepanjang waktu itu. Apakah saya membiarkan begitu saja apapun yang terjadi untuk menghancurkan hidup saya? Tidak. Bahkan saya menemukan cara untuk tetap memiliki hari yang baik terlepas dari apapun situasinya. Itulah bagian yang terbaik dari sukacita Tuhan, saya bisa memilikinya bahkan saat kehidupan berjalan ke arah yang berlawanan dari apa yang saya rencanakan. Sukacita tidak menyala seperti lampu yang dinyalakan begitu saja, saya harus berusaha untuk melihatnya.
Langkah-langkah Menuju Sukacita:
Jangan menahan atau menyimpannya sendiri
Saya menggunakan buku harian saya untuk mencurahkan semua kesedihan, kekecewaan, atau kemarahan saya kepada Tuhan. Lalu, saya menulis email pada seorang teman dekat dan bercerita kepadanya. Beban kesedihan saya semakin ringan bersamaan dengan keluarnya kata-kata dan air mata saya kepada 2 pasang telinga yang mendengarkan: seorang teman dan (yang terpenting) Bapa Sorgawi saya.
Ingatlah siapa yang memegang kendali
Walaupun saya kadang tidak suka kotbah "percayalah kepada Tuhan" saat saya sedang merasa telah disakiti, saya menyadari itu membantu. 2Kor 1:20 mengatakan, "Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah." Saya diingatkan kembali tentang kesetiaan Tuhan, dan kebenaran dari hal itu mulai membuat perbedaan.
Pindahkan fokus Anda
Carilah hal lain untuk menjadi fokus selain situasi Anda. Satu ketika saya menemukan sebuah acara pesta untuk menjadi fokus lain saya. Saya mulai berpikir, apa yang akan saya bawa? Baju apa yang akan saya pakai? Saya tidak sabar bertemu dengan teman-teman saya! Saya tidak sabar untuk bercanda dan tertawa bersama mereka!
Pilihlah untuk bersukacita
Sukacita datang dari sebuah keputusan, dan saya memutuskan untuk tidak tenggelam dalam kesedihan. Sukacita itu datang kepada saya, dalam tetesan-tetesan kecil pada awalnya, tapi itu nyata. Janga biarkan masalah Anda memimpin Anda. Habiskan lebih banyak waktu bersama Tuhan. Lakukan sesuatu yang Anda nikmati, lakukan sesuatu untuk orang lain. Anda akan menemukan bahwa sukacita sedang menunggu di sana, menunggu untuk ditemukan.
Bagaimana dengan Anda?
Apakah ada sesuatu yang menghalangi Anda dari sukacita? Sebagai orang percaya di dalam Yesus Kristus, sukacita adalah sebuah pemberian Tuhan, sebagai bagian dari buah-buah Roh yang ada dalam Galatia 5:22. Jadi bagaimana Anda bisa memegang pemberian itu?
Ingatlah bahwa sukacita dan kebahagiaan adalah 2 hal yang berbeda. Kebahagiaan biasanya berdasarkan pada keadaan. Sukacita datang dari tempat yang lebih dalam, dimana ketidakstabilan situasi kehidupan tidak dapat membunuhnya. Jika Anda patah hati, tentu saja Anda tidak bahagia, tapi Anda masih mungkin memiliki sukacita, untuk tersenyum, untuk menikmati hari yang baik, untuk bersikap baik dan bukannya menjadi seorang yang galak. Bersyukurlah kepada Tuhan, bahwa di dalam Kristus, sukacita adalah hal yang selalu mungkin. Catatlah semua cara Tuhan untuk memutarbalikkan semua kesedihan, frustasi, rasa bersalah, dan kekecewaan Anda menjadi sukacita yang tidak dapat dijelaskan.
Sumber : briomag